Jumat, 23 Januari 2015

Selayang Pandang Kopi Pagi


Masalah pangan dan gizi erat sekali hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat. Bahkan isu ini menjadi isu global yang tidak hanya menyentuh aspek kesehatan dan kesejahteraan manusia tetapi menjadi isu sosial dan politik. Dalam beberapa tahun terakhir, di Indonesia atau khususnya di Sulawesi Selatan, masalah pangan dan gizi yang berdampak pada kesehatan masyarakat terus meningkat. Berdasarkan pertimbangan hasil riset kesehatan dasar dan BPS, sedikitnya ada tiga isu masalah gizi dan beberapa masalah pangan yang muncul.

Masalah gizi yang dimaksud adalah masalah gizi kurang/buruk, masalah gizi lebih, serta beban ganda penyakit yang ditimbulkan. Selain itu masalah pangan yang ada seperti degradasi lahan pertanian, kurangnya produktivitas petani, perubahan iklim yang ekstrim memaksa hasil pertanian tidak sesuai yang diharapkan, serta masalah keamanan pangan. Isu inilah yang menjadi dasar pergerakan kami sebagai pemerhati pangan dan gizi yang ingin ikut andil dalam upaya mensejahterakan masyarakat.
Dasar yang kedua adalah adanya gap antara program pemerintah dan kondisi ril di masyarakat. Saat ini, kondisi masalah gizi dan pangan di masyarakat bak fenomena gunung es. Apa yang terjadi cukup berbeda dengan apa yang dilaporkan. Bisa saja karena beberapa aspek, pemerintah kurang cermat melakukan penjaringan atau masyarakat yang kurang kesadaran untuk hidup sehat dan rutin memeriksakan diri ke pusat-pusat layanan kesehatan yang ada. Dasar yang terakhir adalah belum terdapatnya organisasi yang menghimpun segenap para pemerhati pangan dan gizi yang ingin berbuat untuk masyarakat, demi terwujudnya swasembada pangan.

Tiga dasar yang kami sebutkan diatas merupakan latar belakang perjuangan kami. Ingin mengambil bagian untuk mencegah beban ganda masalah gizi dan penyakit di Sulawesi Selatan, ingin membantu pemerintah mewujudkan program efektif dan efisien bagi masyarakat maupun membantu masyarakat mendapatkan hak-haknya sesuai amanat undang-undang yang mengatakan bahwa "seluruh warga Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak....". Selain itu karena belum adanya wadah yang dapat mengakomodir para penggiat pangan dan gizi dari disiplin ilmu lain (selain ilmu pangan dan gizi) yang juga ingin berkontribusi dan mengabdi kepada masyarakat sebagai implementasi dari Tri Dharma perguruan tinggi. Maka kami beberapa orang penggagas organisasi ini, pada tanggal 14 Januari 2015 di Pusat Kegiatan Penelitian UNHAS, berinisiatif untuk membentuk suatu komunitas yang diberi nama "Komunitas Pemuda Peduli Pangan dan Gizi" atau yang disingkat dengan KOPI PAGI.

KOPI PAGI memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Dewan Penasihat, Dewan Pengawas, Ketua, Sekretaris, Bendahara, serta 4 Divisi yang terdiri dari Divisi Penelitian dan Kajian Strategis, Divisi Infokom, Divisi Advokasi dan Pengabdian kepada Masyarakat, serta Divisi Pengembangan Minat dan Bakat Pemuda. Dalam melaksanakan program kerjanya, organisasi ini nantinya akan menyentuh 5 aspek pendekatan yaitu promotif, preventif, edukatif, kuratif, dan advokasi.




Anggota dari organisasi ini tidak hanya berasal dari ilmu gizi dan teknologi pangan tetapi juga berasal dari beberapa disiplin ilmu. Saat ini beberapa orang dari pertanian, kedokteran, peternakan, kesehatan masyarakat, dan farmasi telah bergabung. Nantinya kami juga berharap teman-teman dari bidan sosial/non eksakta yang memiliki kepedulian yang sama juga akan bergabung. Kami berencana akan melakukan soft launching sekaligus dalam rangka memperingati hari gizi nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar