Senin, 26 Januari 2015

Bisik Merdu dari kami



Written by Harna


Hidup sehat itu susah
Menerapkan gizi seimbang itu susah.
Bagaimana caranya hidup sehat, jika hari ini kami masih saja tidur beralaskan kardus.
Bagaimana caranya  gizi seimbang kami terapkan,  jika membeli beras pun susah.
Bagaimana caranya kami tak lepas dari masalah gizi jika lingkungan rumah kami dekat jembatan.
Kami hanya manusia tak berdaya, hidup dibelantara hutan  yang tak menemukan puing-puing kehidupan.

Kami hanyalah rakyat jelata yang hanya mampu makan hasil dari mengais tempat sampah.
Rasa-rasanya, hidup sehat hanyalah menjadi mimpi kami disetiap malam.
Setiap hari kami harus bangun pagi, menyiapkan diri untuk mengais sampah.
Bahkan, anak-anak kami yang semestinya mengecap pendidikan harus ikut mengais sampah.
Hingga anak-anak kami pun harus menderita kurang gizi
Dan kami tidak tahu harus berbuat apa.

Tidakkah kalian mendengar jiwa kami yang selalu merintih
Merintih bukan karena tidak bersyukur
tapi karena harus mendengar  tangis sakit dari anak-anak kami.
Bukankah, Jiwa yang lapang tak lepas dari kata syukur
Makanya, sampai hari ini kami tak lepas dari kata syukur karena masih bisa bernafas.
Setidaknya, bernafas untuk bertahan hidup demi anak-anak kami yang terbaring.

Ini adalah bisik merdu dari kami..
Suara yang semoga terdengar oleh kalian
Sekiranya, memikirkan kami dalam doa jika materi kalian tak mampu.
Memikirkan nasib anak-anak kami, yang setiap tahun selalu menyumbang suara dalam masalah gizi.
Bukankah ini miris..
Terkadang, jika kami tak sengaja lihat di televisi tentang berita koruptor dimana-mana
Hati kami sedih dan kadangkala lisan ini menyumpahi kalian (koruptor) dengan kata yang sangat kasar.
Jujur, kami sedih tak terbendung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar