Written by Harna
Hidup
sehat itu susah
Menerapkan
gizi seimbang itu susah.
Bagaimana
caranya hidup sehat, jika hari ini kami masih saja tidur beralaskan kardus.
Bagaimana
caranya gizi seimbang kami terapkan, jika membeli beras pun susah.
Bagaimana
caranya kami tak lepas dari masalah gizi jika lingkungan rumah kami dekat
jembatan.
Kami
hanya manusia tak berdaya, hidup dibelantara hutan yang tak menemukan puing-puing kehidupan.
Kami
hanyalah rakyat jelata yang hanya mampu makan hasil dari mengais tempat sampah.
Rasa-rasanya,
hidup sehat hanyalah menjadi mimpi kami disetiap malam.
Setiap
hari kami harus bangun pagi, menyiapkan diri untuk mengais sampah.
Bahkan,
anak-anak kami yang semestinya mengecap pendidikan harus ikut mengais sampah.
Hingga
anak-anak kami pun harus menderita kurang gizi
Dan
kami tidak tahu harus berbuat apa.
Tidakkah
kalian mendengar jiwa kami yang selalu merintih
Merintih
bukan karena tidak bersyukur
tapi
karena harus mendengar tangis sakit dari
anak-anak kami.
Bukankah,
Jiwa yang lapang tak lepas dari kata syukur
Makanya,
sampai hari ini kami tak lepas dari kata syukur karena masih bisa bernafas.
Setidaknya,
bernafas untuk bertahan hidup demi anak-anak kami yang terbaring.
Ini
adalah bisik merdu dari kami..
Suara
yang semoga terdengar oleh kalian
Sekiranya,
memikirkan kami dalam doa jika materi kalian tak mampu.
Memikirkan
nasib anak-anak kami, yang setiap tahun selalu menyumbang suara dalam masalah
gizi.
Bukankah
ini miris..
Terkadang,
jika kami tak sengaja lihat di televisi tentang berita koruptor dimana-mana
Hati
kami sedih dan kadangkala lisan ini menyumpahi kalian (koruptor) dengan kata
yang sangat kasar.
Jujur,
kami sedih tak terbendung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar